Rabu, 16 Mei 2012

Dominasi Iklan Seks di Dunia Maya



Dunia maya atau internet, menjadi tempat yang paling strategis saat ini untuk promosi/mengiklankan produk, karena internet semakin banyak peminatnya. Selain itu melalui internet dirasa efektif dan efisien untuk memasarkan product. Strategi ini di tanggkap oleh para marketing, karena melihat gejala masyarakat yang tertarik bergabung di dunia maya tersebutpun tidak mengenal usia, pendidikan dan status sosial, bahkan dari kota ke desa juga mulai mengenal internet. Budaya masyarakat indonesia yang ikut-ikutan (gaul), merupakan peluang bagi para pebisnis untuk mendesign tampilan internet sebagus mungkin. Itu karena diharapkan konsumen betah berlama-lama di depan komputer dibandingkan melakukan hal yang produktif lain. Berlama-lama di depan komputer ternyata hanya mengklak-klik link yang ada pada tampilan web yang sedang dibuka. 

Sejalan dengan upaya-upaya para pebisnis internet, dimunculkan pemahaman kepada masyarakat luas bahwa “yang tidak kenal internet adalah gaptek”.   Jika tidak mengenal internet, maka dianggap cupu alias ketinggalan jaman. Oleh karenanya masyarakat luas berlomba-lomba mendapatkan fasilitas yang dapat menghubungakan mereka ke access internet. Mulai dari tumbuh suburnya warnet-warnet di berbagai tempat, dari kota ke desa. Kemudian kemudahan melalui telphone genggam (HP) juga sudah bisa mengakses internet. Tempat-tempat umum seperti perkantoran dan rumah makan juga menyediakan hotspot (wifi), jika mampu dan pada umumnya mahasiswa dan orang-orang eksekutif (perkantoran) menggunakan laptop+modem untuk kondisi yang lebih relax lagi.  Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkanpun semakin meningkatkan jumlah konsumennya. Masyarakat Indonesia di kepung oleh tawaran-tawaran yang mau tidak mau akan mereka nikmati. 

Kemunculan jejaring sosialpun saat ini banyak menyita focus activity seseorang, bahkan sebagian orang menganggap melalui jejaring sosial dapat mengurangi stress pekerjaan atau pelajaran disekolah/kampus yang memusingkan. Ok anggapan itu mungkin benar bagi sebagian orang, tapi apakah justru kenikmatan jejaring sosial membuat terlena sebagian orang lainnya. Walaupun demikian masih ada juga orang-orang tertentu “anti jejaring sosial”, tentunya ada pandangan extreme tersendiri oleh orang-orang ini. Saya sendiripun termasuk orang yang memiliki akun jejaring sosial, yang secara sadar atau tidak waktu saya sudah cukup banyak teralihkan dari focus activity yang sebenarnya. Apalagi jika waktu yang saya gunakan itu saya kalkulasikan sejak pertama saya menggunakan jejaring sosial itu sampai sekarang. Waw too amazing, tidak bisa dihitung apalagi dibayangkan.

Sepertinya predikat exist sangat membanggakan bagi para pecinta jejaring sosial. Dan predikat master of bloger bagi para pecinta blog dan mungkin masih banyak lagi istilah-istilah penghargaan bagi para pecinta dunia maya. Ini budaya yang di sorot oleh para pebisnis internet, mereka bangga karena telah berhasil membuat setting and blocking dari perekonomian, pendidikan, bahkan mindsite berfikir masyarakat kita termasuk saya sendiri. Prestasi yang mereka (pengusaha internet) gapai tidak membuat mereka puas, justru berbagai pendekatan di lakukan untuk meningkatkan pengguna internet dan meramaikan pasar di internet. Pendekatan itu yaitu konsep iklan online yang menempati ruang publik di halaman-halaman web yang kita kunjungi.

Iklan-iklan ini lah yang disebar oleh para materialistis untuk mendapatkan uang (dolar), dari link satu ke link yang lain. Bahkan pihak tertentu tidak segan-segan menipu masyarakat dengan membuat judul link yang berkaitan dengan pendidikan, tapi setelah di klik ternyata isinya hanyalah iklan “obat kuat untuk orang dewasa yang sudah menikah”.  Seperti pagi ini saya tertarik melihat informasi tentang formasi CPNS tahun ini berkaitan dengan jurusan saya, judulnya cocok dengan apa yang saya mau. dengan cepat saya klik short link nya, hah??? Ternyata isinya iklan “obat kuat laki-laki” dengan berbagai testimoni dari konsumen yang menggunakan obat itu. Nah sekian menit waktu saya habis untuk mencari focus saya, sampai habispun halaman web itu di baca ternyata tidak ada informasi yang saya inginkan tadi. Secara otomatis “dunia ku dialihkan” oleh para pebisnis itu. 

Ketika saya sadar ternyata mencari informasi yang benar saat ini lebih sulit, karena lebih banyak iklannya. Dan baru saja semalam saya dapat informasi dari seorang teman baru yang dia giat menulis di blog, ternyata  dia bilang semakin banyak klik iklan yang ada di blog tersebut maka pemilik blog akan mendapatkan “upah dolar”. Okey, itu adalah sudut pandang yang lain lagi. Tapi yang menjadi permasalahn disini adalah yang mengkonsumsi informasi itukan dari berbagai kalangan dari anak-anak sampai orang tua. Jadi jauhkanlah iklan-iklan yang tidak layak konsumsi dari jangkauan anak-anak. (Asnani azzasharma/@Jogjakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar