Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format

Antara Say good bye to Broiler dan Cerita Ayam Kampung

Senangnya ketika anak induk ayam mulai bertelur, 
berharap telurnya bisa banyak
dan semua telur yang dieramkan
menetas semuanya
Just hope :-), when i child...

Saya mengenal istilah ayam Broiler ketika duduk di kelas 1 SMP N 3 Kotabumi pada tahun 1997, karena ada pelajaran muatan lokal "Peternakan Ayam Broiler". Pada pelajaran ini tidak ada praktek langsung bagaimana budi daya ayam Broiler. Namun lebih kepada perkenalan secara teoritis saja, diperkenalkan jenis pakan yang banyak mengandung protein adalah yang terbaik untuk perkembangan ayam. Kemudian diperkenalkan juga bahwa dalam jumlah yang banyak menggunakan mesin penetasan telur, sehingga tidak perlu induk ayam mengerami telurnya untuk menetaskan telur. Output dari pelajaran ini adalah bahwa budidaya ayam Broiler sangat menguntungkan (Profit oriented), karena durasi budi daya yang singkat hanya sekitar 5-6 minggu sampai waktu panen.

Itulah sekilas pelajaran muatan lokal di sekolah yang tidak pernah saya ceritakan kepada orang tua. Namun sebagai anak yang berasal dari kampung, saya paham sekali tentang bagaimana ayam-ayam di kampung berkembang biak. Karena orang tua juga memeliharan beberapa ayam. Dalam keluarga kami memiliki keunikan tentang management ayam. Apakah itu???

Orang tua saya memelihara beberapa induk ayam kampung. Semua anggota keluarga (10 orang) memiliki ayam masing-masing, minimal 1 ekor ayam induk dan anak-anaknya. Kemudian setiap induk ayam diberi nama anak-anaknya. Jadi kami 8 bersaudara memiliki induk ayam masing-masing yang kemudian dipelihara. Buya (panggilan untuk Bapak) dan Emak (panggilan untuk Ibu) menjanjikan akan memotong satu ayam ketika libur kenaikan kelas tiba. Namun memotong ayam itu ada syaratnya yaitu jika kami semua anak-anaknya yang sedang sekolah "semua naik kelas". Diluar celebration itu, ayam yang dipotong adalah milik Buya atau emak. hehehe

Saya dan adik-adik ketika usia anak-anak memahami bagian dari tubuh ayam yang enak dimakan adalah paha dan hati. Jadi jika ingin makan paha ayam dan hatinya, maka ayam miliknyalah yang harus dipotong. Misalnya saya yang ingin makan paha dan hati ayam, maka ayam sayalah yang harus dipotong. Tentunya harus memperhatikan jumlah ayam saya berapa??? kalau hanya induknya saja dan anak-anaknya masih kecil maka tidak boleh dipotong. Jadi aturan ini harus memperhatikan masa produktifitas ayam kami. Biasanya ayam yang sering dipotong adalah ayam pejantan, alasannya karena ayam jantan tidak akan menelur hehehehe (berarti sejak kecil sudah ngerti hukum produktivitas ya :-)). Biasanya kalau ada keperluan uang, ayam-ayam yang sudah besar, dijual ke pasar. Tapi saat itu saya dan adik-adik tidak memperdulikan berapa harga dan untuk keperluan apa ayam dijual karena itu adalah urusan orang tua. 

Ayam-ayam saya dan adik-adik dipelihara orang tua di kebun tempat orang tua usaha (paroan) di Kampung Sriagung, sekarang di kabupaten Sungkai Selatan. Ketika saya liburan sekolah pasti ke kebun tersebut, sementara di Kotabumi saya tinggal bersama saudara. Adik-adik yang masih Sekolah Dasar bersama orang tua di kampung Sriagung. 

Kembali ke ayam lagi....Saya dan adik-adik punya tanggung jawab untuk memberi makan setiap pagi ketika sekitar jam 5.30. Menjadi alasan Buya membangunkan kami, karena ayamnya sudah ribut minta makan. Pakan ayam yang kami berikan sangat sederhana yaitu jagung bulat (hasil menanam sendiri) atau padi (hasil menanam sendiri) atau nasi dan sayuran sisa makan malam. Duduk di atas beranda rumah (karena rumahnya panggung), sambil melempar makanan ayam dari atas dan melihat pemandangan yang indah, dimana ayam-ayam berebut makan hehehehe seru sekali. Namun tak jarang kita harus turun dan mendekati ayam-ayam itu makan, karena ketika memberikan makan, banyak juga ayam orang lain datang menghampiri makanan. Jika kita dekati maka dengan mudah mengawasi ayam-ayam kita makan. Memberi makan ayam hanya pagi hari saja, siangnya ayam mencari makan sendiri di dalam kebun-kebun.

Tanggung jawab lainnya adalah ketika sore hari menggiring ayam-ayam tersebut masuk ke kandang (ayam yang baru saja menetas atau masih kecil bersama induknya). Sementara ayam yang sudah besar bertengger di pohon-pohon samping kanan rumah. Pekerjaan ini dilakukan secara bergilir, karena kadang muncul rasa malas jika dikerjakan sendiri dan terus menerus...so, kalau lewat maghrib ayam belum kembali ke tempatnya biasanya ditegur oleh orang tua. Hahaha

Nah, kalau begitu, saya tahu bahwa rata-rata ayam kampung mulai bertelur berusia sekitar 6 bulan. Masa bertelur sekitar 18 hari dan waktu mengeram sekitar 21-30 hari. Saya dan adik-adik diberi pemahaman bahwa daging ayam yang usianya dibawah 5 bulan sangat tidak enak dimakan. Oleh karena itu kami tidak pernah memakan ayam yang dibawah umur...hehehe. Yang paling enak ketika ayam bertelur, emak saya sering menyisihkan jumlah telur sebelum dieram oleh induk ayam. Emak sering bilang bahwa telur ayam kampung itu sangat baik untuk kesehatan, cara makannya direbus setengah matang...wah mantap pokoknya. Kami anak-anaknya sering diantri/bergilir makan telur ayam rebus setengah matang.

Sangat berbeda perlakuan budidaya ayam kampung dan ayam Broiler. Selain pernah belajar budidaya ayam Broiler juga sering membaca tentang ayam Broiler yang tumbuh berkembang dengan dukungan obat dan vaksin. Namun pada kenyataannya Saya dan keluarga juga mengkonsumsi ayam Broiler. Sampai pada kuranglebih pada bulan Ramadhan 2011 saya memutuskan akan menjalankan bulan puasa tanpa daging ayam, hanya sayuran, ikan dan telur saja. Ketika itu saya sedang study di Jogjakarta, tinggal di Asrama Putri Daerah Lampung milik Pemerintah Provinsi Lampung. Disana ada dapur bersama, sehingga bisa masak sendiri. Saya membuat program konsumsi tanpa ayam selama sebulan penuh, hampir setiap sahur saya hanya makan sayuran yang dimasak dengan direbus saja (tanpa tumis minyak atau santan). Program ini saya lakukan karena belajar makan makanan sehat sesuai bacaan atau tontonan. Program tersebut berhasil tanpa ada keluhan apa-apa, sampai saat ini saya sangat menghindari makan ayam Broiler. Protein ayam Broiler diganti dengan protein tempe, tahu, telur atau ikan dan sesekali daging kambing atau sapi. 

Salam...




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar