Bogor terkenal dengan
sebutan kota hujan. Entah sejak kapan gelar tersebut disandang oleh kota ini. Bisa
jadi dikarenakan intensitas hutannya lebih tinggi dari kota lain yang ada di
Indonesia. Saya merupakan salah satu orang yang percaya begitu saja bahwa Bogor
adalah kota hujan. Sehingga yang ada dalam pikiran saya adalah Bogor memiliki
udara yang sejuk bahkan sangat dingin. Hal ini disebabkan sejak kecil, ilmu
pengetahuan yang saya dapati bahwa jika hujan maka cuaca akan dingin. Oleh karena
itu ketika akan berangkat ke kota Bogor, saya telah menyiapkan beberapa jaket
yang saya pikir sangat berguna ketika tiba disana.
Asumsi-asumsi saya
tersebut di atas ternyata tidak berlaku untuk kota Bogor. Fakta yang terjadi
adalah kota ini sangat panas, dan saya selalu gerah berkeringat setiap siang
hari bahkan malam hari, khususnya di daerah Dramaga. Ternyata saya terjebak dalam kadaluarsa perspektif
selama ini sehingga saya salah mengambil
keputusan membawa jaket-jaket namun tidak pernah dipakai. huffff
Apakah kota hujan hanya
sebagai simbol saja saat ini? Yang tidak bermakna sebenarnya?...yah inilah
keadaan real bahwa inilah yang dinamakan perubahan iklim. Kota hujan mungkin
masih berlaku bagi kota Bogor pada 10 tahun yang lalu...namun TIDAK lagi untuk
sekarang. Tindakan yang pantas untuk sebuah adaptasi adalah membawa payung
ketika berjalan kaki di siang hari agar tidak kepanasan, dan membuka jendela/pintu
ketika di kostan. Mencari angin cepoi-cepoi :-)
Anehnya ketika hujanpun,
cuaca tidak terasa dingin bahkan tetap saja gerah dan suara petir yang menakutkan seperti bumi mau meledak saja. saya merasa dingin hanya ketika berada di ruang
kelas belajar saja, dan ini sangat tidak nyaman. Maklumlah tidak cocok dengan
dinginnya AC atau kipas angin.
Semoga keadaan ini cepat
berlalu dan kesejukan segera datang ;-)
0 komentar:
Posting Komentar