Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format

Gaya Cari Uang Ala Sopir Travel

Pada dasarnya setiap orang memiliki strategi tersendiri dalam mengais rezeki yang sudah Alloh siapkan untuknya. Tidak ada yang membedakan antara hasil dari setiap status pekerjakan setiap orang, yang terpenting adalah halal. Kata orang tua, kalau rejekinya halal maka akan berkah kepada siapa saja yang mengambil manfaat dari uang yang dihasilkan tersebut. Apalagi penghasilan yang digunakan untuk menafkahi istri dan anak-anaknya...harus halal ya :-)

Kali ini, saya akan membagi pengalaman kepada teman-teman sekalian tentang gambaran umum gaya cari uang ala sopir travel. Dalam beberapa kesempatan sebenarnya saya sudah seringkali menggunakan jasa travel untuk bepergian. Travel merupakan jasa transportasi alternative bagi orang-orang yang sering bepergian keluar kota melalui jalur darat. Kata travel diambil dari bahasa Inggris "travel" yang artinya perjalanan. Ini dimaksudkan bahwa jasa travel difungsikan sebagai transportasi pendukung perjalanan. 

Konsep travel berbeda dari rental yaitu pada tujuan perjalanan. Travel digunakan oleh beberapa konsumen dengan beberapa tujuan, sementara rental digunakan oleh satu orang/keluarga untuk satu tujuan perjalanan. Baiklah kita uraikan dari peran sopir terlebih dahulu. Menurut pengalaman saya sopir travel memiliki 3 kelompok cara menjalani profesinya. Yang pertama, Sopir sebagai "tukang sate" analogi ini saya maksudkan karena sopir sebagai pemilik mobil itu sendiri mempromosikan no HPnya kepada pelanggan, kemudian dia menjemput lalu mengantarkan penumpangnya. Kedua, murni sebagai sopir karena menjalankan mobil seseorang maupun perusahaan jasa transportasi. Biasanya tipe yang kedua ini lebih rapi managerialnya, sopir bertugas mengantarkan penumpang langsung ke tempat tujuan masing-masing. Penumpang yang diantar tersebut memang sudah disiapkan oleh penjemput di loket. Ketiga, sopir berperan menjemput penumpang dari rumah masng-masing dan kemudian mampir di loket untuk memberikan tiket kepada penumpang dan kemudian sopir itu pula yang mengantarkan penumpang.

Namanya juga rejeki, jadi tidak setiap hari mobil travel mendapat banyak penumpang/penuh. Misalnya ada 4 orang penumpang yang berhasil dijemput dan memberitahukan kepada loket. Setelah berangkat, sopir biasanya mencari penumpang tambahan di jalan. Pada dasarnya sopir merasa rugi jika mobil yang dibawanya tidak penuh. Jika mobil tersebut merupakan milik perusahaan, maka uang yang terkumpul dibagi menjadi 3 yaitu bensin, jasa penjemput (jika yang menjemput orang lain, berasal dari perusahaan tersebut), honor sopir dan uang jalan (untuk pemilik mobil). 

Pengalaman travel yang saat ini saya gunakan adalah Travel Bandar Lampung-Lampung Barat (Rp.60.000) dalam setiap perjalanan. Biasanya jika perjalanan 3-5 jam, maka berhenti di rumah makan untuk makan dan istirahat. Jumlah penumpang penuh adalah 7 orang, jika semua berangkat dari Karang-Lambar makan sopir mendapatkan uang Rp. 420.000 dalam satu kali perjalanan. Uang tersebut digunakan untuk Rp.35.000 untuk yang menjemput (jika menggunakan jasa teman sopir yang menjemput), sopir Rp.100.000, bensin Rp.150.000 dan sisanya adalah uang jalan (pemilik mobil). Oleh karena itu sopir travel memiliki jaringan sesama sopir travel yang lain. Jika ada yang menelpon seorang sopir minta diantar pada jam tertentu, dan kebetulan sang sopir tidak bisa, maka akan dialihkan kepada sopir lain yang akan berangkat sesuai dengan permintaan penumpang tersebut. Jaringan inilah yang membantu sopir-sopir tersebut untuk mendapatkan penumpang.

Pada saat istirahat di rumah makan, biasanya sopir travel telah memiliki langganan tersendiri. Sopir berhenti makan dan istirahat, mau tidak mau para penumpang juga makan dan istirahat ditempat itu juga. Ada penumpang yang amakn ada juga yang tidak. Pada saat berhenti, penumpang juga bisa ke kamar mandi buang air kecil/besar, cuci muka dan sholat. Sopir travel juga mendapat potongan harga makan bahkan ada juga yang gratis oleh pemilik rumah makan, karena telah mendatangkan rejeki juga untuk rumah makan tersebut. Dari hasil obrolan saya dengan salah seorang sopir travel yang berinisial A, berkata bahwa biasanya dia hanya membayar Rp.5000 setiap makan dengan lauk apa saja. Sementara standar penumpang sekitar Rp.20.000-35.000/porsi. Lumayan juga si sopir dapat potongan, sehingga uang jalan sopir bersih.

Begitulah cara kerja para sopir travel pada umumnya, bekerja keras dengan resiko yang berat  demi menafkahi anak istri dan keluarga. Bisnis travel sangat prospek kini dan nanti, mengingat tingkat mobilitas para pekerja saat ini sangat tinggi dan membutuhkan keamanan dan kenyamanan. Namun demikian menjadilah sopir dambaan, yang tidak ugal-ugalan membawa mobil. Istilahnya alon-alon asal kelakon supaya penumpangnya (seperti saya) merasa nyaman. Jujur ya saya takut sekali dengan kecepatan tinggi... :-)















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar