Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format

Oleh-oleh dari Jogja, Matoa



Tanpa terasa kewajiban untuk menyelesaikan study di pascasarjana Sosiologi, FISIP Universitas Gadjah Mada sudah selesai. Waktu studi 3 semester dan 1 semester cuti tidak terasa, masih terniang seperti baru kemarin datang ke kota Jogja ini. Saatnya saya harus pulang ke kampung halaman, Lampung. Disana keluarga besar sudah menunggu, mereka berharap saya beraktifitas disana setelah bertahun-tahun saya merantau bekerja dan studi.

Beberapa hari sebelumnya ada hal yang penting harus saya lakukan, yaitu mencari oleh2 untuk dibawa pulang. Kalau baju dan makanan adalah hal yang sudah biasa. Jogjakarta adalah tempat yang nyaman bagi saya selama ini, benar selogan "Jogja berhati nyaman". Jadi saya harus membawa oleh2 yang sangat sepesial. seingat saya buah yang pertama kali saya kenal dan makan di Jogja adalah buah Matoa (Pomitea Pinnata). Buah asli dari hutan Papua.

Saya pikir kalau membawa oleh2 berupa baju atau makanan untuk keluarga saya, akan habis. namun kalau saya membawa pohon buah, mudah-mudahan tumbuh dan berbuah sehingga akan banyak orang yang memakannya kelak. Jadi saya membeli 3 pohon Matoa.

Hari Minggu pagi saya pergi ke SunMor (Sunday Morning) bersama teman asrama yaitu Suci. dia pernah bilang, kalau disana sering ada jualan pohon buah dan tanaman bunga. Sebelum pulang kampung, anggap saja itu adalah terakhir saya mengunjungi Sunmor. Seperti pertama kali kesana, saat baru tiba di Jogja, pasar tersebut selalu padat merayap dipenuhi oleh para penjual dan pembeli dari berbagai penjuru Jogjakarta.

Tak jauh kami berjalan dari tempat parkir sepeda motor, sambil melihat kanan dan kiri barang dagangan di sepanjang jalan dekat lembah UGM, akhirnya kami berjumpa dengan seorang bapak yang menjual tanaman hidup. Setelah saya bertanya kepadanya prihal pohon Matoa, ternyata bapak tersebut tidak membawanya. Jika saya mau, maka saya harus datang ke rumahnya dengan alamat yang tertera di brosur yang telah diberikan.

Baiklah setelah mendapatkan alamat tersebut, dan tak ingin mencari yang lain. Saya dan Suci pulang ke asrama dengan membawa belanjaan yang lain (belanja diluar rencana hehehe). Keesokannya saya dan Rambu (panggilan kepada best friend di S2 Sosiologi yaitu Irma Rasi) mencari alamat yang tertera di brosur tersebut, sebelumnya saya sudah menghubungi bapak tersebut dan membuat janji ingin bertemu untuk melihat pohon Matoa yang dia katakan. Akhirnya pagi itu Saya dan Rambu sampai di rumah yang kami tuju tepatnya di jalan Magelang.

Pohon Matoa sudah disiapkan oleh bapak penjualnya, namun sayangnya hanya 1 batang saja. Sementara saya ingin membeli 3 pohon (untuk 2 orang paman, dan 1 nya untuk Buya). Terpaksa saya harus menunggu keesokan harinya lagi untuk mendapatkan tambahannya, karena bapak penjual harus mencarikan kepada relasi penjual tanaman yang lain. Baiklah tak masalah, yang penting berhasil.

Dengan bantuan diantar jemput oleh Rambu, akhirnya saya berhasil membawa 3 pohon Matoa. Harga per pohonnya Rp.25.000, lumayan lah. Sesampai di Lampung, saya berikan kepada dua orang paman dan 1 untuk Buya, supaya ditanam di kampung masing-masing. Semoga kelak bisa berbuah dan mencicipinya. Aminnnnnnn

Catatan:
Photo diambil dari:
http://bapluhoganilir.wordpress.com/2012/07/11/mengenal-tanaman-matoa-pometia-pinnata/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar